PENGARUH PERENDAMAN BIJI DALAM AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua tumbuhan membutuhkan air untuk pertumbuhan dan perkecambahan. Begitu juga dengan biji suatu tanaman. Dalam perkecambahan, biji membutuhkan air untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Selanjutnya embrio dan endosperm akan membengkak sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah.
Pada praktikum kali ini, kami ingin melihat pengaruh lama perendaman terhadap penyerapan air oleh biji jagung, yang mana dilakukan dengan perlakuan yang berbeda-beda yaitu waktu lama perendaman yang berbeda selang 4 jam dan tanpa perendaman. Dengan waktu perendaman yang berbeda maka akan terlihat perbedaan proses perkecambahan yang terjadi pada biji kacang hijau.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji jagung ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji jagung
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PERKECAMBAHAN
Banyaknya air yang memadai merupakan syarat utama terjadinya perkecambahan, air dapat menghilangkan masa dormansi dari biji. Perkecambahan merupakan permulaan kembali pertumbuhan embrio di dalam biji. Yang diperlukan adalah suhu yang cocok , dan persediaan oksigen yang cukup. Terbuka terhadap cahaya untuk waktu yang sesuai juga merupakan persyaratan untuk perkecambahan untuk beberapa kasus. (Kimball. 1983)
Periode pertumbuhan tiap jenis tumbuhan berbeda, namun semua diawali dari proses yang sama, yaitu perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan. Embrio yang terdapat di dalam biji mempunyai beberapa bagian, antara lain embrio akar (radikula), embrio daun (plumula), embrio pucuk (epikotil) dan embrio batang (hipokotil).
B. PROSES PERKECAMBAHAN
Proses perkecambahan melibatkan proses fisika maupun kimiawi.
1) Proses fisika
Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering
2) Proses kimia
Dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam ai, misalnya enzim amilase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya, gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embruo menjadi bibit tanaman (Purves et al. 2004)
C. TIPE PERKECAMBAHAN
1. Perkecambahan epigeal
apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.
2. Perkecambahan hypogeal
apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga tertarik keatas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.
Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Suatu tanaman dalam proses pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar (eksternal) dan factor-faktor dalam (internal). Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhannya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan, terdiri atas faktor intrasel dan faktor intersel.
Faktor Luar (eksternal)
1. Cahaya/Sinar matahari
Cahaya sangat diperlukan tumbuhan hijau untuk kelangsungan hidupnya, sebab cahaya/sinar matahari merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses berlangsungnya fotosintesis di dalam daun tumbuhan hijau.
2. Suhu (Temperatur)
Setiap proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan selalu dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Suhu juga mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, suhu optimum berkisar antara 22-37 C.
3. Kelembapan Udara
Umumnya tanah dan udara sekitar yang kurang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti itu, tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan pemanjangan sel.
4. Air dan Unsur Hara Tanah
Air mutlak diperlukan tumbuhan. Fungsi air bagi tumbuhan adalah bahan pembentuk karbohidrat (dalam proses fotosintesis), sebagai pelarut garam mineral di tanah dan sebagai pelarut senyawa-senyawa dalam sel. Air juga sebagai medium/tempat reaksi enzimatis
5. Nutrisi
Harus mengandung unsur makro (C,H,O,N,K,S,Ca,Fe,Mg) dan unsur mikro (B,Mo,Zu,Cu,Cl).
Faktor Dalam (Internal)
1) Faktor gen
Yaitu factor penurunan sifat pada keturunan yang diturunkan adalah sifat-sifat fisik.
2) Hormon
Hormon tumbuh disebut juga zat tumbuh yang komponennya terdiri atas senyawa protein dengan substansi kimia yang aktif. Zat tumbuh ini banyak jenisnya, antara lain auksin, giberelin, sitokini, asam absisat, gas etilen, asam traumalin, dan kalin.
a) Auksin
Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA). Hormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian akar, batang dan daun. Hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan justru akan menghambat terjadinya pembelashan sel, sehingga pertumbuhan sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lambat dibandingkan dengan sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari. Auksin bekerja di tempat yang gela dan berhenti di tempat terang (etiolasi)
Fungsi auksin : - Merangsang pembelahan sel
- Menaikkan tekanan osmotic
- Menaikkan permeabilitas sel terhadap air
b) Sitokinin
Ada dua jenis hormone ditokinin yaitu zeatin (merupakan sitokini alami yang terdapat pada biji jagung) dan kinetin yang merupakan sitokinin buatan. Fungsi sitokinin adalah merangsang pembelahan sel, mengahambat dominasi epical, merangsang pembentukan tunas, mempercepat pertumbuhan memanjang, menunda pengguguran daun, dan menghambat proses penuaan.
Efek dari sitokinin berlawanan dengan auksin pada tumbuhan. Contoh, jika sitokinin banyak diberikan kepada tumbuhan, maka akan banyak tunas, tetapi jika sedikit diberikan pada tumbuhan maka akan tumbuh banyak akar. Hal ini terjadi karena sitokinin dapat menghentikan dominasi pertumbuhan kumcup atas (apikal) dan merangsang pertumbuhan kuncup samping (lateral)
c) Giberelin
Hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji saat berkecambah. Giberelin adalah zat tumbuh yang sifatnya sama atau menyerupai hormone auksin. Fungsinya adalah membantu pembentukan tunas/embrio, menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Contoh pada tanaman kerdil.
d) Asam Absisat
Asam absisat merupakan hormone yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan dengan hormone auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi atau memperlambat pembelahan dan pembesaran sel. Fungsi asam absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh, macam pengguguran daun dan mendorong dormansi biji agar tidak berkecambah.
e) Gas Etilen
Gas etilen adalah suatu gas yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi matang. Fungsi etilen adalah menyebabkan buah menjadi masak, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokh dan tebal, dapat memacu pembungaan, yang bekerja bersamaan dengan auksin dan bersama giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina dan jantan tumbuhan berumah satu.
f) Asam Traumalin
Asam traumalin disebut juga hormone luka/cambium karena hormone ini berfungsi untuk memperbaikibagian tanaman yang rusak/menghasilkan kalus.
g) Kalin
Merupakan hormone yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di antaranya,
1) rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan akar;
2) kaulokali, dapat memacu pertumbuhan batang;
3) fitokalin, dapat memacu pertumbuhan daun;
4) anthokalin, dapat memacu pertumbuhan bunga.
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN PENYERAPAN AIR OLEH BIJI ADALAH:
1. Konsentrasi air
Konsentrasi yang dimaksud disini adalah konsentrasi air diluar biji dibandingkan dengan konsentrasi air didalam biji.
2. Permeabilitas kulit biji atau membrane biji.
Ada biji dimana kulitnya keras dan ada pula kulit biji yang lunak dan permiabel.
3. Suhu
Apabila suhu air ditingkatkan, hal ini akan meningkatkan difusi air ke dalam biji sampai batas waktu tertentu.
4. Luas permukaan biji yang kontak dengan air.
Kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas permukaan.
5. Tekanan hidrostatik
Meningkatnya volume air yang masuk akan menimbulkan tekanan hidrostatik. Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam biji akan memperlambat penyerapan air.
6. Spesies.
Masing – masing spesies mempunyai kecepatan penyerapan tertentu.
7. Komposisi kimia.
Biji yang mempunyai kadar protein yang tinggi menyerap lebih cepat sampai tingkat tertentu dibandingkan dengan biji yang kadar karbohidratnya tinggi atau kadar minyaknya tinggi.
8. Umur biji
Biji tua menyerap lebih cepat dan membutuhkan air lebih banyak (Firdaus dkk, 2006)
DAFTAR PUSTAKA
§ http://perkecambahanbiji.weebly.com/materi.html
§ http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012/06/pengaruh-lama-perendaman-terhadap.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar